Translate

Monday, July 22, 2013

Children Classic's Literature "THE HAPPY PRINCE & OTHER STORIES"

“PANGERAN BAHAGIA”    
Judul Asli : THE HAPPY PRINCE & OTHER STORIES
Copyright © Oscar Wilde, 1888
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
Alih Bahasa : Risyiana Muthia
Editor : Dian Pranasari         
Proofreader : Adi Toha & Dinar Ramdhani Nugraha
Cover by IG Grafix
Cover Illustration by Charles Robinson [ from The Happy Prince & Other Stories by Oscar Wilde ; published by David Nutt, Londin, 1888
Cetakan I : April 2011 , 108 hlm
~ Reblogged from HobbyBuku's Classic ~

Mengenal nama Oscar Wilde lewat karyanya The Picture of Dorian Gray serta karya lakonnya yang sangat menggelitik The Importance of Being Earnest, ternyata rasa humornya yang unik dan terbilang ‘satir’ serta kejeliannya dalam menyoroti sifat serta karakter manusia, juga muncul dalam buku yang merupakan kumpulan cerita pendek ini. Awalnya kuduga ini sekedar dongeng kanak-kanak belaka, namun setelah membaca satu demi satu, sungguh mengejutkan, dibalik permainan dongeng serta legenda yang menakjubkan, tersembunyi pesan-pesan yang cukup ‘blak-blakan’ bagi pembaca anak-anak atau remaja. 



Berisikan lima cerita pendek, dimulai dengan Pangeran Bahagia (The Happy Prince), Bunga Mawar dan Burung Bulbul (The Nightingale & The Rose), Raksasa Yang Egois (The Selfish Giant), Teman Yang Setia (The Devoted Friend), dan ditutup dengan Roket Yang Luar Biasa (The Remarkable Rocket). Diantara kelima kisah tersebut, ada dua yang sangat menyentuh hatiku, kisah The Happy Prince dan The Selfish Giant. Sedangkan kisah The Nightingale & The Rose serta The Devoted Friend menyoroti tema pengorbanan serta perjuangan akan Cinta Kasih yang justru sering diabaikan oleh pandangan umum, terlebih jika mereka berfokus pada kepentingan pribadi semata, tanpa pernah memandang sisi lain dari kemurahan serta besarnya nilai pemberian secara tulus : dalam hal ini bukan berupa benda melainkan Kasih. Kisah yang terakhir The Remarkable Rocket, menunjukan ciri khas penulis yang mampu menghadirkan gaya humor satir yang menggelitik sekaligus mampu ‘menohok’ sikap jumawa dan tak pernah memperdulikan perasaan pihak lain.

Kisah pertama merupakan salah satu kisah yang sangat dikenal dan telah diadaptasi ke layar lebar, drama maupun adaptasi musikal. Pangeran Bahagia berkisah tentang persahabatan yang terjalin antara sebuah patung pemuda yang sangat indah dan dihiasai batu permata, dengan seekor burung walet. Meski dipuja dan dielu-elukan sebagai hasil karya yang sangat indah, patung tersebut ternyata tidak bahagia, ia capkali menangis karena melihat penderitaan dan kemiskinan yang menimpa manusia-manusia yang terlupakan. Tiada yang melihat penderitaan mereka, bahkan kesedihan sang patung, hingga seekor burung yang secara kebetulan sedang singgah di kota tersebut. Dengan bantuan sang burung, patung sang pangeran ‘melucuti’ batu permata, berlian dan emas dari tubuhnya untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Entah mengapa, kisah ini seakan mengingatkan diriku akan pengorbanan Putra Allah : Yesus yang memberikan seluruh raga serta jiwanya bagi kepentingan dan keselamatan manusia. Sedangkan peran burung walet, bisa jadi merujuk pada diri kita masing-masing, apakah kita ‘memperhatikan’ kesedihan sang pangeran, dan bersedia berkorban membantu penyelamatan kaum terlupakan ? Hingga tiba saatnya sebuah imbalan besar menanti, diangkat dan diletakan berdampingan di surga di sisi Bapa ...

Demikian pula kisah tentang Raksasa yang Egois, yang memiliki sebuah taman luas nan indah yang menarik perhatian dan kedatangan kanak-kanak untuk bermain dengan riang gembira, hingga Raksasa yang terganggu itu membangun tembok tinggi mengelilingi taman dan menutupnya dari kunjungan mereka. Sikap tidak mau berbagi merupakan tema utama yang memberikan pembelajaran bahwa jika kita mau menerima berkat serta karunia yang berlimpah, kita juga harus melakukan hal yang sama. Jika kita selalu menutup diri, hati dan pikiran terhadap semua masukan, maka lama-lama tidak ada lagi yang ‘bersedia’ masuk untuk membuat kita bertumbuh dan berkembang. Prinsip ini bisa kuibarat bagai air yang mengalir, selama tidak ada hambatan yang menyumbat, maka aliran akan lancar untuk menghidupi semua makhluk yang ada, tetapi jika ada yang sengaja ‘menampung’ demi kepentingan pribadi dengan menyumbatnya, lama kelamaan sumber serta aliran itu akan kering dengan sendirinya. Dengan menggunakan perumpaan kehadiran sosok kanak-kanak ajaib yang membuka pikiran sang Raksasa, tak pelak lagi, penulis sekali lagi merujuk pada kehadiran bayi Yesus (perwujudan bocah yang memiliki luka-luka pada tangan dan kakinya, merujuk pada pemikiran ini). Kiranya penulis masih memiliki rasa keyakinan kuat sebagai bangsa Irlandia hingga menuliskan kisah ini.

Melalui rangkaian kisah yang cukup singkat, sekali lagi Oscar Wilde menunjukkan sosok dirinya sebagai penulis yang memiliki bakat unik untuk menangkap serta menyajikan berbagai aspek kehidupan manusia dengan pesan-pesan moral yang sangat lugas, terkadang cenderung blak-blakan, namun tetap memiliki kesan tersendiri serta keindahan yang membuatnya tak mudah untuk dilupakan. Jarang sekali penulis yang bisa mengungkapkan kebobrokan moral serta rusaknya jiwa-jiwa manusia dengan sedemikian indah. Dan sekali lagi, ini bukanlah bacaan untuk anak-anak, kecuali mereka disertai pendamping yang mampu memberikan penjelasan akan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Tetapi bisa juga kisah ini lebih tepat dibaca oleh kalangan anak-anak yang masih muda dan polos, terkadang manusia dewasa justru sulit ‘melihat’ pembelajaran yang terang-terangan terbentang di hadapannya, sebagaimana sosok Tikus Air dalam kisah The Devoted Friend, atau terwakili dalam sosok Roket yang jumawa (^_^)

Tentang Penulis :
Oscar Wilde (1854 – 1900), lahir di Dublin, Irlandia dengan nama lengkap Oscar Fingal O’Flahertie Wills Wilde, adalah sosok sastrawam legendaris yang bukan saja dikenal karena karya-karyanya yang unik, tetapi juga karena perjalanan hidupnya yang cukup kontroversial. Berasal dari keluarga terpandang, ayahnya Sir William Wilde adalah ahli bedah ternama, dan ibunya merupakan penulis yang menggunakan nama pena ‘Speranza’. Oscar mempelajari sastra klasik di Trinity College, Dublin dan Magdalena College, Oxford. Semasa menjadi mahasiswa, ia cukup dikenal memiliki kemampuan cemerlang dalam menghasilkan karya-karyanya, bahkan pernah memenangkan Newdigate Prize untuk puisi berjudul : ‘Ravenna’. Kumpulan puisi pertamanya, Poems, terbit pada tahun 1881. Setahun kemudian ia melakukan perjalanan ke Amerika untuk mengajar di sejunlah universitas selama 1 tahun. Kemudian ia memilih tinggal di London, Inggris dan menjadi editor sejumlah majalah perempuan terkemuka pada masanya.

Setelah menikah dengan Constance Lloyd pada tahun 1884, ia menerbitkan rangkaian buku cerita bagi para pembaca muda serta anak-anak (sesuatu yang merupakan niat awal untuk menulis kisah bagi anak-anaknya). Dan ini disusulkan dengan kelahiran karya lain yang menarik perhatian umum. Dimulai dari The Picture of Dorian Gray (1890, novel, dan telah diadaptasi ke layar lebar); Lord Arthur Saville’s Crime (1891, kumcer); Lady Windermere’s Fan (1892, lakon); A Woman of No Importance (1893, lakon); An Ideal Husband (1895, lakon) dan The Importance of Being Earnest (1895, lakon, dan telah diadaptasi ke layar lebar). Selain itu, ia sangat produktif dalam menghasilkan karya-karya berupa cerpen, novel, puisi, esai dan lakon. Hingga kini dunia mengenalnya sebagai salah satu penulis paling flamboyan yang menjadi inspirasi bagi para kolega serta penulis lainnya.

Kehidupan pribadinya yang dianggap kontroversial pada masa itu, muncul ketika ia diketahui terlibat dalam hubungan homoseksual, yang berdampak pada hukuman penjara pada tahun 1895 selama dua tahun. Setelah akhirnya bebas, ia dalam kondisi terburuk, miskin dan lemah, sehingga ia memutuskan untuk hijrah ke Prancis sebagai penulis eksil hingga akhirnya meninggal dunia 3 tahun kemudian. Selama di Prancis, ia tetap menulis dengan menggunakan nama samaran Sebastian Melmoth. Salah satunya berupa autobiografi dalam bentuk surat menyurat dengan sahabatnya, Lord Alfred Douglas, berjudul De Profundis, yang baru dipublikasikan lima tahun setelah kematiannya dan diterbitkan ulang di tahun 1962 dengan judul The Letters of Oscar Wilde.

[ more about this author and related works, just check on here : Oscar Wilde | Wilde’s Works | on Goodreads | on IMDb ]


Best Regards,
* Hobby Buku *

No comments:

Post a Comment

Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.