Translate

Wednesday, March 5, 2008

Books "LIZZIE SI MULUT TERKUNCI"

Books "LIZZIE SI MULUT TERKUNCI"
Judul Asli : LIZZIE ZIPMOUTH [ Pemenang Smarties Gold Award ]
Copyright (c) 2000 by Jacqueline Wilson
Cover dan Illustrations (c) 2000 by Nick Sharratt
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Listiana Srisanti
Cetakan ke-2 : Desember 2003 , 96 hlm
Rate : 3,5 of 5

" Aku tak mau Sam jadi ayah tiriku, " kata Lizzie. " Sam sama sekali berbeda daripada ayah tiri yang dulu, Lizzie, Mama jamin. "kata Mama. Lizzie mencintai mamanya, tetapi ia tidak selalu percaya kepada ucapannya, sekalipun sudah memberi jaminan atau janji. Maka Lizzie menolak untuk bicara. Ia tidak mau bicara pada saudara tirinya - Rory dan Jake, juga pada Sam, ayah tiri barunya, bahkan kepada ibunya. Ia sudah muak lagi-lagi harus bergabung dengan keluarga baru. Tak ada apa pun yang dapat membujuknya agar mau berbicara pada mereka. Baik itu di pertandingan sepak bola, saat makan pizza bersama (makanan kegemaran Lizzie), atau saat Lizzie mendapat kamar tidur baru.

[ source ]
" Kenapa kau tak pernah mengatakan apa pun, Lizzie? " kata Rory. " Sepertinya mulutmu terkunci. " " Lizzie si Mulut - Terkunci," kata Jake sambil tertawa. Biar pun diledek, Lizzie tetap menjalankan aksinya, ia punya alasan kuat kenapa melakukan hal itu. Dulu Lizzie anak yang baik sekali ketika dengan ayah tirinya yang pertama. Tapi sekarang ia tidak akan menjalani kesalahan yang sama. Sam tidak akan dapat memperdayai Lizzie. Sam nantinya akan berubah menjadi jahat dan mengerikan seperti ayah tirinya yang dulu.

Maka Lizzie terus mengunci mulutnya, sampai ia bertemu dengan anggota keluarga lainnya, seseorang yang lebih keras kepala dan lebih berpengalaman dibanding dirinya - Nenek Buyut Sam, yang memiliki koleksi ribuan boneka yang menakjubkan, membuat Lizzie serasa di dunia lain. " Tak bisakah kau bicara? " kata Nenek Buyut. " Buka mulutmu! " Dia mengatakannya dengan begitu galak sehingga otomatis Lizzie membuka mulutnya. " Aha! "kata Nenek Buyut. " Lihat! Ternyata kau punya lidah dalam mulutmu. Dan dua deret gigi berkilau. Jadi, gunakan lidah dan gigimu, Nona. Sekarang! " Tak terasa lidah dan gigi Lizzie mulai bergerak sendiri, dan keluarlah suara .....

[ more about the author and her works, check on here : All About Authors | Jacqueline Wilson's Site | Lizzie Zipmouth | Wikipedia

Best Regards,
* Secret Garden * 
 



Tuesday, March 4, 2008

Books "THE MUM-MINDER"

Books "PENGASUH MAMA"
Judul Asli : THE MUM-MINDER
Copyright (c) 1993 by Jacqueline Wilson
Illustrations (c) 1993 by Nick Sharratt
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Listiana Srisanti
Cetakan ke-2 : Maret 2004 , hlm

" Namaku Sadie dan umurku hampir 9 tahun. Ibuku bekerja sebagai pengasuh anak. Tapi dia tidak perlu mengasuhku. Aku bisa mengasuh diriku sendiri, gampang sekali. Aku juga bisa mengasuh adik bayiku - Sara. Aku kadang-kadang bangun di malam hari dan memberinya susu dalam botol. Kadang aku juga bermain dengannya atau membawa Sara berjalan-jalan di luar dengan kereta bayinya. 

Aku juga bisa melakukan banyak hal untuk ibuku, membuatkan secangkir teh dan memijat kakinya yang terasa lelah. Aku agak suka dengan pekerjaan ibuku, karena ia selalu berada di rumah ketika aku pulang sekolah. Satu-satunya yang menyulitkan adalah liburan - karena bayi-bayi tidak pernah libur dan mama selalu disibukkan oleh mereka sepanjang waktu.

Seperti sekarang, besok awal liburan tengah semester sekolahku, tapi sepulang sekolah aku langsung dikelilingi bayi-bayi. Gemma - usia 3 tahun, dititipkan oleh ibunya yang bekerja sebagai polwan, saat ini tak hentinya menarik-narik tanganku minta dibuatkan gambar. Vincent - usia 2 tahun, ayah dan ibunya bekerja di kantor, sekarang ia sedang asyik membuat coretan-coretan mengerikan di bagian belakang kantong kertas. Bayi Clive menjerit-jerit keras saat dibaringkan untuk tidur siang - masalahnya ia tidak ingin tidur. 


Books "PERMAINAN TANTANGAN"


Judul Asli : THE DARE GAME
Copyright (c) 2000 by Jacqueline Wilson
Illustrations (c) 2000 by Nick Sharratt
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Mala Suhendra Griffiths
Cetakan ke-1 : Februari 2005 , 264 hlm
Rate : 3 of 5 

" Siap-siap semuanya - Tracy Beaker datang lagi! Dengan segala cerita2 baru yang menantang & lebih berbahaya dari pengalaman2 sebelumnya. " 

[ source ]
" Ku-kira aku akan hidup bahagia selamanya terutama setelah Cam menjadi ibu asuhku. Ha ha !! Ternyata hal-hal yang membahagiakan hanya berlangsung sekejap saja. Cam tinggal di apartment kecil (lebih tepatnya sebuah kamar dengan kamar mandi dan dapur kecil). Kamarku sendiri berasal dari ruang kecil yang dulunya gudang (lenyap sudah Impianku akan kamar pribadi dengan ranjang besar, lemari pakaian berlusin-lusin, sofa dll). 

Bahkan Cam tidak mau membelikan baju-baju desainer terkenal sehingga aku jadi bahan tertawaan teman-teman di sekolah. Makan-makan di luar pun dibatasi. Cam berkata bahwa ia tidak memiliki penghasilan tinggi hanya berdasarkan hasil tulisannya saja. Salah siapa ia hanya mau menulis tulisan-tulisan tentang kenyataan di dunia. Jika saja Cam mau menulis tulisan yang lebih berbobot tentang kita akan hidup kaya-raya. 

[ source ]
Daripada diejek dan jadi bahan cemoohan, lebih baik aku bolos sekolah dan kabur ke tempat rahasia - sebuah rumah kosong yang jadi tempat pelarianku, tempatku berkhayal seakan-akan hidup di tempat Impian-ku. Dan di rumah itu pula suatu hari aku 'bentrok' dan akhirnya berteman dengan Alexander dan Football. Alexander anak laki-laki pemalu yang juga melarikan diri dari sekolahnya terutama saat pelajaran olah raga. Ia jenis anak pandai tapi fisiknya lemah dan selalu jadi bahan olok-olokan baik teman-temannya maupun beberapa gurunya. Sedangkan Football, anak aneh yang suka sekali bermain bola dan selalu menantikan kedatangan ayahnya yang akan menjemput dan menemaninya bermain bola (ayahnya lari dengan wanita lain, meninggalkan dirinya beserta ibunya yang selalu memarahi & berteriak pada Football sebagai pelampiasan). 

Kami bertiga sering berkumpul di rumah tersebut dan melakukan permainan2 asyik seperti Permainan Tantangan (ini adalah ideku dan mengingat aku ahlinya dalam permainan ini, maka dapat dipastikan akulah pemenangnya). Terkadang permainan ini cukup berbahaya, seperti melompat dari jendela tingkat atap menuju batang pohon, jika berhasil maka harus segera memanjat pohon yang tinggi sekali sampai ke puncak kemudian segera turun kembali. Sampai suatu hari terjadi kecelakaan yang menimpa Alexander ketika menjalani permainan tantangan. Alexander terluka hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Kejadian tersebut membawa efek tak terduga dalam masa depan kami bertiga. 

[ source ]
Bukan hanya masalah-masalah seperti itu yang akan muncul dalam hidupku. Namun yang paling mengejutkan ketika Mama tiba-tiba muncul mencariku dan mengajak aku tinggal bersamanya. Yang paling menjengkelkan diriku adalah Cam hanya diam, tidak berkomentar atau berusaha memohon agar aku tetap tinggal dengannya bukannya pindah dengan mama, Cam hanya berdiam diri & menatap sendu dan berkata bahwa ia akan melakukan apa yang akan membuatku bahagia, termasuk merelakan aku tinggal dengan Mama. (padahal aku mau Cam mempertahankan diriku).

Maka dengan jengkel, aku mengambil keputusan segera pindah dengan ke tempat Mama. Disana aku diberi boneka baru yang sangat besar, pakaian-pakaian merek terkenal, sekotak coklat mahal, kamar pribadi yang besar, benar-benar berbeda dengan apa yang telah diberikan oleh Cam. Seharusnya aku senang dan bahagia karena keinginanku terkabul sebagian. Tapi kenapa aku merasa sedih - seperti ada sesuatu yang hilang dari hatiku? Bahkan aku mulai merindukan Cam - Cam yang cerewet dan menjengkelkan tapi aku sayangi sepenuh hati. "

Monday, March 3, 2008

Books "KISAH TRACY BEAKER"


Judul Asli : THE STORY OF TRACY BEAKER
Copyright (c) 1991 by Jacqueline Wilson
Illustration (c) 1991 by Nick Sharratt
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Yoke Octarina
Cetakan ke-2 : April 2004 , 184 hlm
Rate : 4 of 5 

" Tracy Beaker adalah seorang gadis kecil berusia 10 tahun yang ditinggalkan oleh ibunya saat ia masih sangat kecil di sebuah panti asuhan. Walau ia selalu membayangkan suatu hari ibunya akan muncul di depan pintu dan mengajaknya pulang ke rumah-tinggal bersama sebagai satu keluarga, Tracy harus menelan kekecewaan serta kesedihannya karena sampai saat ini tidak ada kabar berita dari ibunya. Tracy terpaksa menjalani hidupnya di panti asuhan.

[ source ]
Awalnya tidak terlalu buruk, sampai banyak hal-hal tak menyenangkan yang terjadi menimpa Tracy. Seperti saat sahabatnya Louise meninggalkan dirinya dan bersahabat dengan Justine Littlewood yang menjengkelkan dan selalu bermusuhan dengannya. Satu-satunya yang mau berteman dengannya hanyalah si kuper-cengeng Peter Ingham. Tracy ingin sekali memiliki orang tua asuh yang akan menyayangi dirinya selama-lamanya. 

Tapi sepertinya semua orang menganggap dirinya sebagai anak yang nakal dan sulit diatur. Mulai dari petugas sosial, pengelola panti asuhan, keluarga asuhnya yang pertama - Uncle Sid dan Aunty Peggy, mereka payah serta suka memukul pantatnya (terutama jika Tracy tidak setuju dengan suruhan mereka dan hal ini sering terjadi), bahkan orang tua asuhnya yang terakhir - Ted dan Julie, mereka sebetulnya menyenangkan, tidak pernah memukul atau berteriak kepadanya walau mereka hanya makan sayur dan bahan-bahan organik (rasanya yeaachhh ... ), Tracy sempat berharap Impiannya menjadi kenyataan, namun mereka pun pada akhirnya tak menghendaki dirinya lagi karena Julie hamil dan akan melahirkan anak kandungnya sendiri. Maka Tracy 'dikembalikan' ke panti asuhan.

[ source ]
Sejak itu Tracy semakin berulah dan tidak pernah mempercayai siapa pun. Sampai suatu hari datang seorang tamu di panti tersebut. Tamu itu adalah seorang penulis wanita yang hendak menulis kisah tentang anak-anak penghuni panti asuhan. Tracy yang menganggap dirinya sebagai penulis hebat merasa tersanjung saat mendengar bahwa Cam-si penulis hendak bertemu dan melihat hasil karyanya. Ternyata Cam sangat berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh Tracy, bahkan tanpa disadari Tracy mulai membuka diri dan menganggap Cam cukup 'lumayan' seandainya ia mau menjadi orang tua asuhnya. Cam sendiri tertarik pada Tracy yang berbeda. 

Namun sejalan dengan waktu, kelihatannya hubungan mereka bukannya semakin membaik, walaupun dalam hati Tracy maupun Cam telah terjalin pengertian dan rasa sayang yang unik. Bagaimana cara Tracy yang keras kepala dan selalu bertingkah laku seenaknya tanpa memperhatikan orang lain, dengan Cam yang pemalu dan tidak pernah mau direpotkan dengan keterikatan atau rutinitas, dua orang yang mulai menyayangi dapat mengatasi masalah ini? Sanggupka Tracy mengatasi jika ia akan mengalami penolakkan kembali setelah kedekatan mulai terjalin? "


Saturday, February 23, 2008

Books "PIPPI HENDAK BERLAYAR"

Judul Asli : PIPPILANGSTRUMP GAR OM BORD
Copyright (c) by Saltkrakan AB /Astrid Lindgren
Illustration by Rolf Rettich
from German Edition : PIPPI GEHT AN BORD
Alih Bahasa : Agus Setiadi
Cover : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-4 : Januari 2001 , 160 hlm
Rate : 4 of 5 

"Di sebuah kota kecil di Swedia ada sebuah rumah unik yang diberi nama Pondok Serbaneka. Di sana tinggal seorang gadis cilik bernama Pippilotta Viktualia Gorden Tirai Permen Efraimputri Langstrump, putri Kapten Efraim Langstrump yang dulu dikenal sebagai Setan Laut, sekarang menjadi Raja Orang hitam. Tapi kamu cukup memanggilnya Pippi. Pippi yang periang tinggal sendirian di Pondok Serbaneka ditemani seekor kuda dan monyet bernama Mr. Nilsson. Walau demikian hidupnya tidak pernah susah atau kekurangan karena Pippi kaya raya dan selalu riang berbuat apapun yang dimaui. Dan ada keistimewaan lain yang dimiliki Pippi - dia sangat, sangat kuat, bahkan dengan mudah bisa mengangkat kudanya sambil berlari.

[ source ]
Sehari-hari Pippi melakukan apapun yang dirasa menyenangkan. Biasanya ia selalu ditemani oleh kedua sahabatnya, Thomas dan Annika yang tinggal bersebelahan dengan Pondok Serbaneka. Mereka tidak hanya bermain bersama tetapi kemana-mana senantiasa bertiga. Banyak sekali kejadian yang mereka alami. Pernah pada suatu hari Pippi mengajak Thomas dan Annika ke pasar melihat-lihat beraneka ragam toko yang ada. Ketika melihat bahwa di depan toko-toko tersebut banyak sekali anak-anak miskin yang hanya dapat melihat benda-benda bagus dari luar jendela toko - maka Pippi yang baik hati segera memborong seluruh isi toko, mulai dari bermacam-macam permen, kue-kue enak dan mainan untuk semua anak yang ada.

Jika tidak sedang bermain, Pippi berkunjung ke sekolah Thomas dan Annika. Dia suka bertemu dengan anak-anak lain, juga dengan ibu guru yang pernah ikut kelasnya selama sehari, walau Pippi merasa tidak ada perlunya belajar tentang 'mitamitik'. Tapi ketika sekolah mengadakan pesiar, Pippi memutuskan ikut serta untuk membantu mengawasi anak-anak lain memastikan mereka benar-benar bersenang-senang. Tentu saja Pippi membawa serta kuda dan monyetnya membuat permainan menarik bagi anak-anak lain di Hutan Ajaib. Pada saat pesiar ini pun Pippi sempat membantu seekor kuda yang dicambuki oleh pemiliknya, maka Pippi memberikan ajaran yang tak terlupakan untuk membebaskan kuda tersebut.

[ source ]
Pokoknya tidak akan pernah membosankan acara bersama Pippi. Tapi suatu hari ayah Pippi datang mencari anaknya. Ayah Pippi sekarang menjadi Raja di Pulau Taka Tuka dan dia hendak mengajak Pippi berlayar untuk menetap di pulau tempatnya memerintah, menjadi Putri Raja. Pippi senang sekali. Tapi Thomas dan Annika sebaliknya sangat sedih, sebab siapa lagi yang akan menemani mereka bermain jika Pippi pergi? Tidak ada teman yang mengasyikkan seperti Pippi. Namun mereka berdua dibesarkan sebagai anak-anak baik, jadi walau dengan hati pilu, mereka berdua menyembunyikan kesedihan, tetap menemani Pippi bermain dan berkemas-kemas menjelang hari keberangkatannya ke pulau Taka Tuka. Hari perpisahan semakin dekat, semua orang, semua anak-anak yang kenal dan tahu kebaikkan Pippi bersiap-siap mengantarkan kepergian gadis cilik yang istimewa."


Friday, February 22, 2008

Books "LOTTA"

Judul Asli : LOTTA (BARNEN PA BRAKMAKARGATAN & LOTTA PA BRAKMAKARGATAN)
Copyright (c) by Saltkrakan AB / Astrid Lindgren
Illustration by Ilon Wikland
English Edition : LOTTA-THE MISCHIEVOUS MARTENS-LOTTA LEAVES HOME
Alih Bahasa : Listiana Srisanti
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-3 : September 2007 , 135 hlm 
Rate : 3 of 5 

"Keluarga Nyman memiliki 3 orang anak, Jonas yang dipanggil Ribut Besar, Maria si Ribut Kecil dan si bungsu Lotta dipanggil Imut. Mereka tinggal di sebuah rumah berwarna kuning di kota yang berada di Swedia. Tahukah kau dimana letak Swedia? Swedia terletakdi bagian utara Eropa dan kami mengalami empat musim : musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. 

Jonas dan Maria adalah anak-anak yang cerdas dan banyak akal. Kalau ada mereka, apa saja bisa terjadi apalagi mereka selalu bermain bersama. Mulai terjatuh dari atas jendela hingga benjol, tercebur di danau yang dingin membuat semua orang kalang kabut. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan Lotta. 

Si kecil Lotta selalu mengikuti kedua kakaknya, ia jengkel dan marah jika tidak diperbolehkan ikut dengan alasan 'Lotta masih terlalu kecil'. Karena itu suatu kali saat hujan lebat turun, tiba-tiba Lotta menghilang .... setelah dicari berkeliling ia ditemukan berada diatas tumpukan pupuk tanaman dibawah siraman hujan lebat .... kenapa? "Aku ingin tumbuh dan menjadi besar seperti Jonas dan Maria", kata Lotta. 
Sungguh lucu dan menggemaskan ingkah laku Lotta. Namun terkadang ia bisa berbuat nakal sekali. Seperti tidak mau minum obat batuk meski ingusnya berleleran, tidak mau membuka mulut saat ke dokter gigi atau saat mereka berlibur di tempat kakek dan nenek. 

Hanya gara-gara Lotta tidak mau makan ikan yang disediakan (bahkan mencoba membuang ikan di dalam tong air sebelum ketahuan ibu) dan mengatakan kata-kata 'terlarang' yang menyebabkan ibu marah sehingga menghukum Lotta. Dasar Lotta anak keras kepala, bukannya menyesal ia malah marah dan membereskan koper kecilnya untuk pergi seorang diri dari rumah kakek dan nenek. Untung tidak berlangsung lama, apalagi saat nenek membuat panekuk yang enak. 
Bukan hanya sesekali Lotta bertingkah, jika ia melihat Jonas & Maria melakukan sesuatu ia selalu ingin ikut, masalahnya Lotta cepat bosan apalagi karena ia selalu kebagian peran yang membosankan misalnya jadi pasien yang berbaring saja atau jadi narapidana yang terkurung dikamar tidak boleh kemana-mana menunggu dibebaskan .... menunggu khan sangat membosankan.
Tapi ada yang paling disenangi oleh Lotta yaitu bermain dengan Bamsie, boneka kain babi merah muda yang dipanggil Bamsie Beruang (karena Lotta mengira bonekanya beruang). Akan tetapi pada suatu pagi setelah ulang tahun Lotta ke-5, ia bangun pagi dengan marah-marah & bikin ulah. Mukanya cemberut & kelihatan galak. Lotta tidak mau memakai sweter yang dibawakan ibu, ia mau bertelanjang saja dan berteriak-teriak marah. 

Maka ibu menghukum Lotta supaya diam di kamar sampai jadi anak baik. Lotta marah besar, maka setelah menggunting-gunting sweter yang di bencinya, kemudian sambil membawa Bamsie Lotta memutuskan tidak mau tinggal lagi dengan keluarga Nyman. Bayangkan, ia tidak diberi pakaian dan makanan yang disukai. Lebih baik Lotta hidup sendiri dengan bebas. Maka Lotta memutuskan pindah ke loteng gudang bu Berg, tetangga mereka. Nah, bagaimana petualangan Lotta hidup sendiri dengan bebas dan leluasa tanpa ada yang menyuruh atau melarang dirinya? Apakah Lotta menikmati keadaan hidupnya yang baru?"


Books "MADICKEN & LISABET"

Judul Asli : MADICKEN OCH JUNIBACKENS PIMS
Copyright (c) by Saltkrakan AB / Astrid Lindgren
Illustration by Ilon Wikland
Alih Bahasa : Listiana Srisanti
Cover : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-3 : Agustus 2003 , 256 hlm
Rate : 5 of 5

"Banyak hal penting yang harus dipersiapkan oleh Madicken terutama sebelum perayaan Pesta Api. Tapi yang terpenting adalah ia harus segera berbelanja sepatu sandal baru yang hendak di gunakan saat pesta terutama karena Abbe berjanji akan datang ke pesta. Tapi sebelum itu Madicken menghadapi berbagai masalah, seperti ibu yang tidak bisa menemaninya berbelanja sepatu karena akhir-akhir ini selalu pusing dan mual-mual. Atau saat perseteruannya dengan kakak beradik Mia dan Mattis yang jorok sampai pada perkelahian hebat dan akhirnya Madicken terjebak taruhan gila-gilaan dengan Mia hingga menerima tantangan untuk berjalan sepanjang atap sekolah tepat pada saat Kepala Sekolah sedang tidur mendengkur tepat di bawahnya.
Belum lagi masalah Paman Nilsson yang terjerat utang besar hingga Bibi Nilsson harus tubuhnya kepada Dokter Berglund karena hanya dar jualan kue Abbe tidak mampu mengumpulkan uang sampai 200 krona. Belum lagi kebiasaan buruk Paman Nilsson yang akhirnya membawa korban, putra satu-satunya-Abbe, tenggelam saat terjadi banjir badai. Juga Alva yang terlibat perselisihan kecil dengan Bu Wali Kota saat membeli ikan yang mengakibatkan permasalahan di pesta dansa Musim Gugur yang diselenggarakan oleh bu Wali Kota.
Namun berkat pembelajaran dan kasih sayang yang diajarkan keluarganya, Madicken mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Mia dan Mattis yang awalnya musuh besar, sekarang mereka semua menjadi sahabat ketika mereka terlibat dalam acara pembasmian kutu di Junibacken. Masalah hutang keluarga Nilsson bisa dibantu dari hasil lotre yang dimenangkan Madicken (tentu saja ia tidak memberitahu asal uang tersebut). Dan Paman Nilsson kapok dan berjanji tidak mengulangi kebiasaan buruknya asalkan Abbe selamat.

Bahkan pengalaman di acara pesta dansa memberikan kenangan indah bukan hanya bagi Alva tapi juga Madicken dan keluarganya - karena Alva bukan sekedar pembantu tapi jika orang yang disayangi oleh Madicken dan Lisabet. Dan yang paling menggembirakan adalah ternyata ibu tidak sakit parah tetapi akan memberikan adik baru kepada mereka dan pada malam natal, lahirlah bayi perempuan cantik - si kecil Kajsa , hadiah natal teristimewa yang pernah mereka dapatkan.
Dari semua kejadian, yang paling berkesan bagi Madicken ketika ia berhasil menyelamatkan adik bayinya Kajsa dari tangan pak Lindkvist yang mengalami gangguan jiwa dengan menukarnya dengan seekor anak kucing (pak Lindkvist sebelumnya pernah juga mencoba membawa Lisabet sebelum ditemukan oleh ibu). Tapi sekarang yang terpenting sekarang semua anggota keluarga Junibacken telah berkumpul bersama merayakan Pesta Api yang pertama bagi si kecil Kajsa."


Thursday, February 21, 2008

Books "SEMUA BERES KALAU ADA EMIL"

Judul Asli : AN LEVER EMIL I LONNEBERGA
Copyright (c) by Saltkrakan AB / Astrid Lindgren
Illustration by Bjorn Berg
Alih Bahasa : Purnawati Olsson
Cover : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-1 : Juli 2003 , 168 hlm
Rate : 5 of 5 

"Semua orang tahu tentang kenakalan-kenakalan Emil, anak laki-laki keluarga Svensson yang tinggal di Katthult, desa Lonneberga, Smaland, Swedia - terutama karena Alma, ibunya selalu rajin menulis kelakuan Emil dalam buku tulis yang disimpan dalam laci meja tulisnya (akibatnya pintu laci tak bisa dibuka karena penuh sesak dengan buku-buku tulis tentang Emil). Kenakalan apa lagi yang bisa diperbuat Emil?

Mula-mula dia membuat ayahnya marah sekali karena Emil membeli barang-barang tak berguna di tempat lelang Backhorva, yaitu seekor ayam betina yang pincang, pompa pemadam kebakaran yang karatan, kotak kuno yang jelek sekali, dan penyorong kue yang kepanjangan. Tapi dasar Emil banyak akal, semua yang dibelinya ternyata malah sangat berguna bagi banyak orang dan Emil mendapat untung lebi besar lagi.

Lalu apa alasan Emil saat mengikat tali panjang pada gigi Lina kemudian menarik tali itu sambil memacu kencang Lukas, kudanya? Mengapa pula dia membuat ayam-ayam dan babinya mabuk dengan memberi ampas anggur buah ceri? Bahkan di sendiri ikut-ikutan mabuk ... Dan mengapa dia mengurung ayahnya saat diadakan pesta di Katthult?

Tapi jangan salah sangka. Biarpun nakal, sebenarnya Emil baik hati dan penyayang. Buktinya dia rela menembus badai salju besar membawa Alfred yang sakit parah ke dokter di Mariannelund yang jauh-berkereta seorang diri hanya dibantu kudanya, Lukas. Perbuatannya sangat terpuji karena akhirnya Alfred berhasil diselamatkan. Ya .... semua beres kalau ada Emil." 


Books "KENAKALAN-KENAKALAN BARU EMIL"

Judul Asli : NYA HYSS AV EMIL I LONNEBERGA
Copyright (c) by Saltkrakan AB / Astrid Lindgren
Illustration by Bjorn Berg
Alih Bahasa : Purnawati Olsson
Cover : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-1 : Juni 2003 , 136 hlm
Rate : 5 of 5

"Pernahkah kau mendengar kisah Emil? Belum pernah? Ah, masa! Di Lonnerberga tak seorang pun yang tak kenal dia. Emil si badung dari Katthult, tak henti-hentinya berbuat kenakalan. Ibarat pepatah tiada hari tanpa Emil seperti laut tanpa garam (hanya saja 'bumbunya' terlalu banyak). 

Kenakalan Emil membuat ibunya bertambah rambut putih setiap harinya, namun ibunya tetap menyayangi Emil dan senantiasa berdoa ia akan menjadi anak yang berguna dan berjasa besar kelak, untuk itu ibunya selalu menulis kelakuan-kelakuan Emil di buku (yang menjadi kejengkelan ayahnya karena memboroskan kertas, menulis tentang Emil menghabiskan berlembar-lembar kertas dan juga menghabiskan pensil).

Ingin tahu apa saja yang telah dilakukan Emil? Dari catatan tanggal 27 Juli, Emil tidak nakal karena sedang demam. Tapi pada pukul 10 malam, tiba-tiba Emil merasa sehat dan timbul ide untuk membantu Lina, pembantu rumahnya menangkap tikus. Maka Emil memasang perangkap tikus di bawah meja makan tempat ayahnya selalu meletakkan kaki saat pagi hari sambil menikmati kopi. Maka keesokkan paginya Emil terbangun oleh teriakkan mengerikan, jeritan ayahnya karena jempol kakinya terjepit diperangkap tikus. 

Emil segera dimasukkan ke pondok perabotan tempat hukumannya dan mulai meraut orang-orangan kayu ke-98 (setiap kali dihukum di pondok perabot Emil membuat patung kayu, jadi kita bisa tahu berapa banyak kenakalan Emil dari jumlah patung-patung yang ada). Setelah dirasa cukup, Emil keluar dan melihat ayahnya duduk muram, ia ingin menghibur dengan menunjukkan adonan dadih darah yang akan dibuat bakso kegemaran ayahnya. Akibat terlalu bersemangat, mangkuk terlepas & mengguyur kepala ayahnya. 

Emil harus masuk pondok lagi dan mengukir patung ke-99. Sebagai pengganti makanan, ibunya menyruh Lina membuat adonan serabi dari kentang. Namun Emil yang capek dan pegal duduk lama di pondok berusaha melemaskan badannya dengan berlari-lari mengejar adiknya, Ida bermain 'kena kau' dan ketika berpapasa dengan Lina yang membawa mangkuk adonan serabi, otomatis jari Emil menusuk ke perut Lina dan berkata : 'kena kau' - akibatnya ayah Emil kembali terguyur adonan baru dan Emil harus membuat patungnya yang ke-100 hari itu juga.

Masih banyak catatan kenakalan Emil, seperti pada hari Rabu, 31 Oktober, saat Emil berkat kepandaiannya membeli seekor kuda tanpa mengeluarkan uang sama sekali, menyulut kembang api sehingga membuat seluruh penduduk Vimmerby panik dan kalang kabut karena menyangka ada komet jatuh (terutama Nyonya Petrell yang mengetahui bahwa kiamat tiba dengan tanda-tanda komet jatuh). Atau catatan hari Senin, 26 Desember - merupakan pengalaman Emil paling mengasyikkan ketika ia mendatangkan semua penghuni panti penampungan tuna wisma dan membuat 'Pesta Sikat Bersih' di Katthult (padahal besoknya tamu-tamu ayah dan ibunya datang ke perjamuan besar Katthult). Mengenal Emil tidak akan pernah bosan."

Monday, February 18, 2008

Books "MUSIM CERI DI BULLERBYN"

Judul Asli : Bara Rolight I BullerbynCopyright (c) 1961 by Astrid Lindgren
Illustration by Ilon Wikland
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Purnawati Olsson
Cover : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan ke-2 : Oktober 2002 , 144 hlm
Rate : 3 of 5 

" Namaku Lisa dengan kakakku Lasse dan Bosse serta teman-temanku Britta, Anna dan Olle tinggal di desa kecil Bullerbyn. Di sini kami punya banyak sekali pohon ceri. Setiap tahun, buahnya bukan main banyaknya. Karena buah-buah itu tak habis kami makan sendiri, Lasse mengusulkan agar kami mendirikan Perusahaan Buah Ceri. Buah-buah ceri itu kami jual di tepi jalan raya tak jauh dari Storbyn. Wah, larisnya! Tiga keranjang penuh langsung habis. kami senang sekali.

Tapi bukan hanya berjualan buah ceri saja yang menyenangkan di Bullerbyn. Banyak sekali hal-hal menarik lainnya. Seperti ketika aku menjadi ibu angkat Pontus, anak kambing yang kubantu saat kelahirannya dan suatu hari yang menyenangkan, aku ajak (membawa lebih tepatnya) Pontus ke sekolah. Sejak saat itu dibuat peraturan baru mengenai apa saja yang boleh kami bawa ke sekolah, entah kenapa. 
Hal menarik lainnya ketika Olle sakit gigi, karena kasihan melihat Olle menderita, maka kami membuat rencana hebat bagaimana membuat gigi Olle copot tanpa kesakitan dan tanpa Olle tahu kapan giginya akan kami copot. Petualangan lain juga terjadi saat Lasse, Bosse dan Olle memiliki kotak wasiat yang dirahasiakan dari kami-aku, Britta dan Anna jadi membuat rencana untuk mempermainkan mereka. 
Namun yang kami tunggu-tunggu adalah perayaan pesta Pertengahan Musim Panas. Sedangkan pengalaman terheboh dan lebih asyik ketika ayah dan ibu Olle harus pergi ke pesta, coba tebak siapa yang diizinkan menjaga Kerstin yang manis ..... aku dan Anna! Yah ... hidup di Bullerbyn memang selalu menyenangkan dan tidak pernah membosankan karena selalu ada kejadian-kejadian baru yang kami alami."


Books "HARI-HARI BAHAGIA DI BULLERBYN"

Judul Asli : MERA OM OSS BARN I BULLERBYN
Copyright (c) by Saltkrakan AB / Astrid Lindgren
Illustration by Ilon Wikland
Alih Bahasa : Purnawati Olsson
Cover : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-2 : September 2002 , 136 hlm
Rate : 3 of 5 

"Kami anak-anak desa Bullerbyn. Namaku Lisa. Aku bersama kedua kakakku, Lasse dan Bosse tinggal di Pondok Tengah dengan ayah dan ibu serta Agda - pembantu kami dan Oskar - pekerja ladang kami. 

Teman-temanku Britta dan Anna tinggal di Pondok Utara bersama ayah dan ibunya serta Kakek (kakek Britta dan Anna, tapi juga kakek semua anak yang tinggal di Bullerbyn, soalnya hanya ada satu kakek di desa kami), juga Kelle-pekerja ladangnya. 

Selain itu di Pondok Selatan tinggal Olle (seusia dengan Bosse) yang baru saja memiliki adik baru perempuan (karena masih bayi dan belum bisa berbicara jadi tidak masuk hitungan, walau Olle menganggap adiknya adalah makhluk terpenting di dunia). 

Itu semua belum termasuk hewan-hewan peliharaan kami, anjing, kucing, ayam, lembu, kuda, kambing, babi dan kelinci. Rumah kami saling berdekatan, hanya dibatasi pohon-pohon. Jadi setiap hari kami bisa bertemu, berangkat ke sekolah dan bermain bersama. Selain itu kami merayakan Natal bersama & menunggu datangnya Tahun Baru bersama pula. 

Ada-ada saja hal baru yang kami alami di Bullerbyn. Seperti ketika berpesta di rumah bibi Jenny di hari minggu sesudah Natal. Rumah bibi Jenny jauh sehingga kami harus mengendarai kereta salju berjam-jam lamanya, namun acaranya selalu menyenangkan. 

Hal-hal lain seperti Lasse yang selalu membuat ulah, contohnya saat ia membual bermain seluncur sehingga tercebur hampir tenggelam di danau-untung Bosse cekatan menolongnya sehingga Lasse menghadiahkan prajurit timah kesayangannya (bagaimanapun Lasse khan berhutang budi pada Bosse). 

Yang menyenangkan juga terjadi saat pesta perayaan Paskah atau saat aku & Anna berbelanja seorang diri (wuih, ternyata cukup merepotkan harus bolak-balik gara-gara titipan pesanan yang banyak). Ada juga yang menegangkan saat berburu hantu air atau mencari harta terpendam. 

Bahagia sekali rasanya tinggal di Bullerbyn. Kebahagiaan kami bertambah ketika Olle mendapat adik perempuan mungil yang manis bernama Kerstin, apalagi ketika kami merayakan pesta ulang tahun kakek ke-80. Hanya ada sedikit masalah ketika kami berusaha menuruti nasehat ibu guru yang berpesan agar kami selalu berusaha membahagiakan orang lain, namun saat kami mencoba melakukannya, ternyata ...."

Sunday, February 17, 2008

Books "KAMI ANAK-ANAK BULLERBYN"

Judul Asli : Alla Vi Barn I Bullerbyn
Copyright (c) by Saltkrakan AB / Astrid Lindgren
Illustration by Ilon Wikland
Alihbahasa : Purnawati Olsson
Cover : Edward Iwan Mangopang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-2 : September 2002 , 112 hlm
 Rate : 3 0f 5

" Bullerbyn adalah nama desa kami yang artinya Desa Ribut. Desa kami kecil sekali. Di situ hanya ada tiga buah rumah, tiga keluarga dengan enam orang anak, yaitu : aku sendiri (o'ya namaku Lisa usia tujuh tahun), Lasse (usia sembilan tahun), Bosse (usia delapan tahun & keduanya adalah kakak-kakakku dan kami tinggal di Pondok Tengah), lalu Britta (usia sembilan tahun) dan Anna (adiknya, sebaya denganku) yang tinggal di Pondok Utara, serta Olle (sebaya dengan Bosse & tinggal di pondok Selatan). Meski hanya berenam, jika kami bermain bersama, desa kami menjadi ribut sekali. Padahal kami selalu bermain bersama setiap hari. Kami bermain rumah-rumahan. Membuat gubuk di dalam semak. Bermain Indian-Indianan. Tidur di atas tumpukkan jerami. Berdandan seperti pengembara tersesat, lalu menakut-nakuti Agda, pelayan kami. Atau merencanakan melarikan diri dari rumah. Bahkan bekerja pun bagi kami serasa bermain. Pernah kami bekerja di ladang lalu kehujanan dan pulangnya kami malah mendapat anak kucing !! Pokoknya, tinggal di Bullerbyn asyik sekali. "