Books
“ANAK LELAKI YANG MENELAN BINTANG-BINTANG”
Judul Asli : THE BOY WHO ATE STARS
by Kochka
Copyright in the
original text © 2002 Éditions Grasset & Fasquelle
Copyright in the
English translation © 2004 Sarah Adams
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Rahmani Astuti
Desain &
ilustrasi sampul : Satya Utama Jadi
Cetakan I :
Agustus 2008 ; 104 hlm ; ISBN 978-979-22-3927-0
Rate
: 4 of 5
[ Goodreads ]
“You
see only with your heart, because your eyes miss what matters.”
Lucy
(12 tahun) baru saja pindah bersama keluarganya ke Rue Merlin No. 11, Paris di
bulan September, dan ia memiliki misi khusus untuk mengenal setiap tetangga
penghuni apartemen di gedungnya dan memasang bendera kenegaraan asal para
penghuni di pintu masing-masing. Hingga ia bertemu dengan tetangga yang
menghuni apartemen tepat di atas kediamannya. Karena Lucy mulai mengenal
Matthew – bocah berusia 4 tahun yang sangat unik dan memiliki ‘dunia’
tersendiri yang mengundang Lucy untuk mengetahui lebih jauh.
Matthew
suka sekali dengan rambut panjang, karena ia bisa memasukkan jari jemarinya ke
dalamnya, memilin, memutar dan berbuat apa saja kepada ‘rambut’ yang sayangnya
lebih sering berada di kepala orang lain. Matthew juga menonton siaran cuaca di
televisi serta mengulang semua pembicaraan secara persis. Matthew menyukai
keteraturan dan tidak suka kejutan atau spontanitas. Matthew tidak
bercakap-cakap atau menjawab pertanyaan sebagaimana anak normal seusianya,
karena ia memiliki dunia dalam benaknya.
Lucy
sangat menyukai Matthew – bocah tampan bagaikan malaikat yang selalu membuat
kejutan setiap saat ia bersama Matthew ditemani Marie – sang ibu atau Maougo –
pengasuh Matthew yang hanya bisa
berbahasa Rusia. Bersama dengan François – anjing pasangan Marotte, teman kedua
orang tua Lucy yang dititipkan sementara mereka bepergian, dan Theo, sahabat
Lucy, mereka berpetualang ke dunia luar bersama Matthew, yang memberikan
gambaran unik tentang hal-hal kecil yang terjadi di sekeliling mereka.
“Autisme (dari bahasa Yunani, autos, diri sendiri) : penarikan diri patologis ke dalam dunia batin yang mengakibatkan hilangnya kontak dengan realitas dan ketidakmampuan berkomunikasi dengan orang lain.”
Ini
adalah sebuah buku nan tipis yang sangat-sangat menarik semenjak awal kisah.
Tentang sosok bocah bernama Matthew yang menderita autistik, dan pemahaman
tentang dunia yang sama sekali berbeda ini disajikan melalui sudut pandang Lucy
– remaja berusia 12 tahun yang menjadi tetangga baru Matthew. Buku ini ditulis
sekitar setelah tahun 2000, dimana pemahaman tentang anak-anak penderita
autistik belum terlalu banyak dipahami oleh masyarakat luas. Bahkan orang-orang
dewasa, termasuk para orang tua, tidak mampu memberikan penjelasan secara
akurat atau bahkan memahami kasus-kasus autisme yang dianggap semacam
‘kelainan’ ... alih-alih memberikan perlakuan yang layak bagi para penderita
penyakit ini. Walau hanya setebal 104 halaman, kisah ini mampu memukau diriku
pada hampir setiap halaman. Melalui sudut pandang Lucy, yang berusaha
‘memahami’ Matthew yang asyik dengan dunianya, pembaca diajak memasuki dunia
dengan ‘pandangan’ yang sama sekali berbeda, seperti bagaimana berkomunikasi
dengan hewan bahkan benda-benda di sekeliling kita. Karena bahasa manusia
bukanlah ‘sesuatu yang universal untuk dapat memahami atau berkomunikasi dengan
dunia serta alam semesta. It’s a lovely, interesting and so touching
‘mini-story’ about love and life surrounding.
“Matthew berbeda dengan kami. Dia makhluk kosmik. Manusia luar angkasa dengan kekuatan istimewa yang memungkinkan dia berubah menjadi apa pun yang dilihatnya, apa pun yang disentuhnya, apa pun yang dibaui atau didengarnya. Matthew seperti bunglon dengan hati dari lempung yang mudah dibentuk. Anak laki-laki kecil dengan telinga gajah dan tangan menyerupai malaikat yang terbang tinggi. Matthew masih anak kecil, sesosok makhluk luar angkasa yang masih muda, magang yang baru memulai pelatihannya. Saat ini dia sedang belajar mengubah dirinya menjadi benda-benda, sebab itu lebih mudah dan dia tidak harus terlalu memikirkannya. Suatu hari dia akan berubah menjadi orang biasa. Dan itu bukan hanya dalam berkomunikasi, tapi dalam pembauran total. Dia akan menjadi lebih baik ketimbang kita.” [ p. 60 – 62 ]
[ more about this book &
related works, just check at here : Kochka ]
~ This Post are
include in 2014 Reading Challenge ~
106th
Book in Finding New Author Challenge
258th
Book in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.