Books
“KELUARGA TWITS”
Judul Asli : THE TWITS
Copyright
© Roald
Dahl Nominee Ltd, 1980
Ilustrations
copyright © Quentin Blake,1980
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Yoke Octarina
Cetakan I : April 2003 ; 104 hlm
; ISBN 979-22-0275-7
“Betapa banyaknya laki-laki yang mukanya ditumbuhi rambut lebat zaman sekarang. Jika laki-laki menumbuhkan rambut di seluruh mukanya, tidak mungkin kita dapat mengetahui seperti apa mukanya sebenarnya. Mungkin itulah alasan mengapa dia menumbuhkan rambut di seluruh mukanya. Dia ingin kau tidak tahu mukanya.” [ p. 9 ]
Nah, sudah tahu kan bahwa kisah
ini tentang laki-laki yang memiliki rambut di seluruh tubuh dan wajahnya. Hal
ini bukan maslaah besar, seandainya saja ia sering membersihkan dan mencuci
wajahnya. Bisa kau bayangkan seseorang dengan rambut di sekujur tubuh dan wajah
yang jarang dibersihkan ?
Pasangan Twits adalah salah
satu contoh nyata, tentang manusia pemalas, jorok, bodoh sekaligus keji. Contohnya
Mr. Twits, yang suka sekali makan namun tak pernah sekalipun seumur hidupnya
mencuci wajahnya. Maka jika kau sempat mengamati, aneka sisa makanan
bergelantung di rambut pada sekujur wajahnya. Mulai dari potongan ikan sardin,
secuil keju hijau berulat, hingga sekeping seral busuk.
Bukan saja Mr. Twits yang
tampak menjijikan sekaligus berbau tidak sedap (makanya jangan terlalu dekat
jika tidak mau mengalami rasa ‘mual’ akibat aneka aroma tidak sedap di
sekelilingnya), Mrs. Twits tak kalah kurang menariknya. Ia memiliki wajah
menakutkan sekaligus menyeramkan, akibat selama bertahun-tahun semenjak kecil
selalu ‘menanamkan’ pikiran jelek dan negatif ke dalam benaknya (tahukah Anda
bahwa wajah menarik berasal dari buah pikiran yang ada dalam benak Anda ?).
Suami istri ini tinggal dalam
sebuah rumah yang tak memiliki jendela, hanya sebuah pintu untuk keluar-masuk,
dengan halaman yang dipenuhi jelatang serta belukar, sebah kandang berisi 4
ekor monyet serta sebatang pohon mati yang dimanfaatkan untuk ‘menjebak’ burung
untuk dibuat pai-burung (kegemaran Mr. Twits). Kehidupan sehari-hari diwarnai
dengan aneka pertengkaran satu sama lain, bahkan keduanya saling bersaing untuk
melakukan muslihat jahat untuk menjebak dan saling mempermalukan.
Misalnya saat Mrs. Twits menakut-nakuti
Mr. Twits dengan meletakan ‘mata-kaca’-nya ke dalam gelas minuman sang suami.
Yang dibalas dengan meletakkan seekor kodok di dalam tempat tidur istrinya,
hingga memasang potongan kecil kayu di tongkat serta tempat duduk istrinya,
hingga ia percaya mengalami ‘penciutan-tubuh’ dan berhasil dibujuk melakukan ‘peregangan’
(diikat pada puluhan balon udar a sembari diikat kakinya di tanah). Pembalasan
Mrs. Twits yang mencampur cacing tanah ke dalam masakan spageti suaminya,
sungguh sangat menjijikan untuk dibayangkan (apalagi diceritakan lebih detil).
Jika mereka tak saling menyiksa
satu sama lain, maka akan dicari sasaran lain. Misalnya 4 ekor monyet yang
merupakan satu keluarga (ayah, ibu serta kedua anaknya), yang diharuskan
jungkir-balik selama berjam-jam. Atau melapisi pohon dengan lem super kuat,
hingga burung-burung yang hinggap tak mampu terbang, untuk dikumpulkan dan
dibunuh sebagai santapan. Sampai beberapa bocah laki-laki yang cukup nekat,
memasuki pekarangan mereka, untuk bermain dan memanjat pohon yang penuh dengan
lem.
Sebuah kisah yang memadukan
unsur petualangan sekaligus pemaparan karakter antagonis yang bisa dikatakan
tidak memiliki sisi positif (atau karakter negatif dan buruk). Pembaca (terutama
anak-anak) akan dapat langsung melihat contoh yang patut ditiru serta hal-hal
yang sangat ‘terlarang’ karena bukan saja merupakan pencerminan watak buruk dan
negatif, penulis juga menunjukan bahwa sosok Keluarga Twits memiliki kebiasaan ‘menjijikan’.
Jika tidak mau disama-ratakan seperti mereka, jaga kebersihan, merawat tubuh
juga pikiran ( karena semenjak awal dikatakan keluarga Twits termasuk manusia ‘tulalit’
... dan sangat bau ).
Perlakuan mereka terhadap
makhluk hidup lain mulai dari hewan hingga anak-anak, sangat sewenang-wenang
bahkan dapat dikatakan tidak manusiawi ( istilah yang digunakan adalah keji
sekaligus kejam ). Bahkan pertikaian antar keduanya, yang berlomba-lomba ‘menyakiti’
dan ‘mempermalukan’ satu sama lain, sungguh mengerikan ( beberapa mungkin
justru menganggap menggelikan, jika tidak memperhitungkan sisi moral ). Yang
jelas, akhir kisah ini bisa dikatakan ‘bitter-sweet’ karena pada akhirnya
mereka memperoleh balasan yang setimpal akibat perbuatan mereka (and who to say
that revenges is not good ? )
[ more about the author and
related works, just check at here : To-Know About Roald Dahl | Roald Dahl Read-A-Long & Giveaway | Roald Dahl’s Site | on Wikipedia | on Goodreads |
on IMDb | Roald Dahl's FanClub ]
~
This Post are include in ROALD DAHL’s READ-A-LONG ~
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment
Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.