Translate

Tuesday, October 1, 2013

Books "THE TWITS"

Books “KELUARGA TWITS”
Judul Asli : THE TWITS
Copyright © Roald Dahl Nominee Ltd, 1980
Ilustrations copyright © Quentin Blake,1980
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Yoke Octarina
Cetakan I : April 2003 ; 104 hlm ; ISBN 979-22-0275-7
“Betapa banyaknya laki-laki yang mukanya ditumbuhi rambut lebat zaman sekarang. Jika laki-laki menumbuhkan rambut di seluruh mukanya, tidak mungkin kita dapat mengetahui seperti apa mukanya sebenarnya. Mungkin itulah alasan mengapa dia menumbuhkan rambut di seluruh mukanya. Dia ingin kau tidak tahu mukanya.” [ p. 9 ]
Nah, sudah tahu kan bahwa kisah ini tentang laki-laki yang memiliki rambut di seluruh tubuh dan wajahnya. Hal ini bukan maslaah besar, seandainya saja ia sering membersihkan dan mencuci wajahnya. Bisa kau bayangkan seseorang dengan rambut di sekujur tubuh dan wajah yang jarang dibersihkan ?



Pasangan Twits adalah salah satu contoh nyata, tentang manusia pemalas, jorok, bodoh sekaligus keji. Contohnya Mr. Twits, yang suka sekali makan namun tak pernah sekalipun seumur hidupnya mencuci wajahnya. Maka jika kau sempat mengamati, aneka sisa makanan bergelantung di rambut pada sekujur wajahnya. Mulai dari potongan ikan sardin, secuil keju hijau berulat, hingga sekeping seral busuk.

Bukan saja Mr. Twits yang tampak menjijikan sekaligus berbau tidak sedap (makanya jangan terlalu dekat jika tidak mau mengalami rasa ‘mual’ akibat aneka aroma tidak sedap di sekelilingnya), Mrs. Twits tak kalah kurang menariknya. Ia memiliki wajah menakutkan sekaligus menyeramkan, akibat selama bertahun-tahun semenjak kecil selalu ‘menanamkan’ pikiran jelek dan negatif ke dalam benaknya (tahukah Anda bahwa wajah menarik berasal dari buah pikiran yang ada dalam benak Anda ?).

Suami istri ini tinggal dalam sebuah rumah yang tak memiliki jendela, hanya sebuah pintu untuk keluar-masuk, dengan halaman yang dipenuhi jelatang serta belukar, sebah kandang berisi 4 ekor monyet serta sebatang pohon mati yang dimanfaatkan untuk ‘menjebak’ burung untuk dibuat pai-burung (kegemaran Mr. Twits). Kehidupan sehari-hari diwarnai dengan aneka pertengkaran satu sama lain, bahkan keduanya saling bersaing untuk melakukan muslihat jahat untuk menjebak dan saling mempermalukan.

Misalnya saat Mrs. Twits menakut-nakuti Mr. Twits dengan meletakan ‘mata-kaca’-nya ke dalam gelas minuman sang suami. Yang dibalas dengan meletakkan seekor kodok di dalam tempat tidur istrinya, hingga memasang potongan kecil kayu di tongkat serta tempat duduk istrinya, hingga ia percaya mengalami ‘penciutan-tubuh’ dan berhasil dibujuk melakukan ‘peregangan’ (diikat pada puluhan balon udar a sembari diikat kakinya di tanah). Pembalasan Mrs. Twits yang mencampur cacing tanah ke dalam masakan spageti suaminya, sungguh sangat menjijikan untuk dibayangkan (apalagi diceritakan lebih detil).

Jika mereka tak saling menyiksa satu sama lain, maka akan dicari sasaran lain. Misalnya 4 ekor monyet yang merupakan satu keluarga (ayah, ibu serta kedua anaknya), yang diharuskan jungkir-balik selama berjam-jam. Atau melapisi pohon dengan lem super kuat, hingga burung-burung yang hinggap tak mampu terbang, untuk dikumpulkan dan dibunuh sebagai santapan. Sampai beberapa bocah laki-laki yang cukup nekat, memasuki pekarangan mereka, untuk bermain dan memanjat pohon yang penuh dengan lem.

Sebuah kisah yang memadukan unsur petualangan sekaligus pemaparan karakter antagonis yang bisa dikatakan tidak memiliki sisi positif (atau karakter negatif dan buruk). Pembaca (terutama anak-anak) akan dapat langsung melihat contoh yang patut ditiru serta hal-hal yang sangat ‘terlarang’ karena bukan saja merupakan pencerminan watak buruk dan negatif, penulis juga menunjukan bahwa sosok Keluarga Twits memiliki kebiasaan ‘menjijikan’. Jika tidak mau disama-ratakan seperti mereka, jaga kebersihan, merawat tubuh juga pikiran ( karena semenjak awal dikatakan keluarga Twits termasuk manusia ‘tulalit’ ... dan sangat bau ).

Perlakuan mereka terhadap makhluk hidup lain mulai dari hewan hingga anak-anak, sangat sewenang-wenang bahkan dapat dikatakan tidak manusiawi ( istilah yang digunakan adalah keji sekaligus kejam ). Bahkan pertikaian antar keduanya, yang berlomba-lomba ‘menyakiti’ dan ‘mempermalukan’ satu sama lain, sungguh mengerikan ( beberapa mungkin justru menganggap menggelikan, jika tidak memperhitungkan sisi moral ). Yang jelas, akhir kisah ini bisa dikatakan ‘bitter-sweet’ karena pada akhirnya mereka memperoleh balasan yang setimpal akibat perbuatan mereka (and who to say that revenges is not good ? )

[ more about the author and related works, just check at here : To-Know About Roald Dahl | Roald Dahl Read-A-Long & Giveaway | Roald Dahl’s Site | on Wikipedia | on Goodreads | on IMDb | Roald Dahl's FanClub ]

~ This Post are include in ROALD DAHL’s READ-A-LONG ~


Best Regards,

* Hobby Buku * 

No comments:

Post a Comment

Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.