Judul Asli : REBECCA
OF SUNNYBROOK FARM
Penulis :
Kate Douglas Wiggin
Penerbit :
Orange Books
Penerjemah :
Hani Iskandarwati
Editor : Rini
Nurul Badariah & Richanadia
Cetakan ke-01
: Februari 2011 ; 310 hlm
Desain Sampul : Windu Tampan
Entah mengapa tema kisah ini serupa dengan kisah Pollyanna atau seri Anne
of Green Gables, pada kenyataannya kisah ini ditulis jauh sebelum Eleanor H.
Potter maupun L.M. Montgomery menulis kisah-kisah yang terkenal di dunia. Yang
berarti kisah ini ‘bisa-jadi’ merupakan sumber inspirasi penulisan kisah
Pollyana, Anne of Green Gables atau Little Princess. Akan tetapi jangan
terjebak pada pemahaman bahwa ini kisah yang ‘sama persis’ karena ada beberapa
perbedaan nyata yang membuat kisah ini tetap layak untuk disimak lebih lanjut.
Satu-satunya perbedaan nyata dengan kisah-kisah yang telah kusebutkan diatas,
dan ditulis setelah bertahun-tahun kemudian, kisahnya terasa lebih akurat serta
kompleks dengan detil-detil suasan serta perkembangan karakternya. Rebecca dari
Sunnybrook Farm merupakan gambaran ide kisah yang luar biasa menarik, sayangnya
menjelang akhir, tiada kejelasan yang mampu memuaskan rasa penasaran
pembacanya, termasuk diriku. Entah penulis memang sengaja membiarkan ‘ending
yang menggantung’ dan menyerahkan kepada para pembaca, hendak dibawa kemana
perjalanan hidup Rebecca, atau kisah ini dipersiapkan untuk kelanjutan (sekuel)
sebagaimana kisah Pollyanna atau Anne.
Miranda dan Jane Sawyer adalah gadis-gadis keluarga Sawyer yang masih
bertahan hidup di kediaman warisan keluarga mereka. Keduanya tidak pernah
menikah, kecuali Jane yang nyaris menikah, namun sang tunangan meninggal dalam
usia muda. Satu-satunya gadis Sawyer yang telah berkeluarga adalah si bungsu
Aurelia, meski ia menikah dengan pria yang tak disetujui oleh keluarganya.
Nasib dan keberuntungan tak berpihak pada Aurelia, sang suami meninggal lebih
cepat, membuatnya menjadi janda dengan 7 orang anak yang masih kecil-kecil, dan
keuangan yang porak-poranda. Maka ketika kedua saudaranya menawarkan untuk
mengambil dan merawat salah anaknya yang cukup besar, Aurelia Randall mengirim
putri keduanya Rebecca ke Riverboro.
Rebecca Rowena Randall, bukanlah gadis yang diminta oleh Miranda Sawyer
untuk diasuh, semula ia meminta putri tertua Lucy Hannah Randall yang pendiam,
rajin dan tekun, tentunya sangat mudah untuk diatur. Namun Aurelia juga
membutuhkan tenaga serta bantuan Hannah dalam mengatur kelancaran rumah tangga
tanpa seorang suami. Alih-alih ia mengirim Rebecca, gadis cilik periang yang
suka membaca, melamun, dan memiliki daya imajinasi tinggi. Bagi penduduk di
Riverboro, kehadiran gadis cilik yang gemar sekali bercakap-cakap (atau
meminjam istilah Mr. Cobb ‘berbicara tiada henti dari satu topik ke topik
lain’) membuat hati mereka lebih hangat dan ceria. Demikian pula dengan Jane
Sawyer yang lembut hati, ia tersentuh kepolosan dan kejujuran Rebecca.
Satu-satunya orang yang tidak menyukai Rebecca adalah Miranda Sawyer. Ia
menganggap gadis ini susah diatur, ceroboh dan teledor, seringkali tidak
mengindahkan peraturan-peraturan yang sudah diterapkan di kediaman mereka.
Rebecca gadis yang periang, namun ia juga sangat sensitif dalam hal-hal
tertentu. Ia langsung mengetahui bahwa Bibi Mirandy-nya tak menyukai apa pun
yang ada dalam dirinya atau apa pun yang ia lakukan. Meski demikian ia
dibesarkan untuk menghormati pihak yang lebih tua, apalagi mereka adalah
kerabat yang telah bersedia meringankan beban keluarganya. Dengan susah payah
ia berusaha sekuat tenaga mematuhi perintah serta peraturan sang bibi. Jika
tidak ada Bibi Jane, maka semuanya tak akan tertahankan bagi jiwanya yang
bebas. Rebecca belajar untuk bersyukur dan menikmati hal-hal di sekelilingnya.
Persahabatannya dengan Emma Jane, gadis tetangga yang seusia dengannya,
kemudian Mr. & Mrs. Cobb, pasangan tua yang selalu siap kapan pun Rebecca
berkunjung ke rumah mereka, sang guru yang tegas dan selalu membantunya Miss
Dearborn, serta anak-anak keluarga Simpson yang miskin tapi merupakan
teman-teman yang menyenangkan baginya.
Si kecil Rebecca memang memiliki banyak kekurangan jika berhubungan
dengan tata krama, namun ia memiliki hati yang baik, welas asih dan mudah
membantu siapa saja yang membutuhkan. Kebaikan hatinya dalam membela keluarga
Simpson dari kecaman serta olok-olokan anak-anak nakal, bahkan memiliki ide
untuk membantu mereka mendapatkan hadiah Natal, dengan berjualan sabun. Sebagai
pedagang keliling, dibantu oleh Emma Jane, ia berhasil mengumpulkan sejumlah
dana bagi keluarga Simpson. Dan di sinilah ia bertemu pria menarik yang
dijuluki Mr. Aladdin akibat perbuatan pemuda itu, memborong habis jualannya dan
menjanjikan hadiah Natal special bagi gadis cilik yang menarik hatinya. Pemuda
itu adalah Adam Ladd dari keluarga Ladd yang terkenal dan sangat kaya di North
Riverboro. Perkenalan Rebecca dengan pemuda ini, akan berbuntut panjang dan
merubah masa depan kehidupan Rebecca dari Sunnybrook Farm.
Tentang Penulis :
Kate Douglas Wiggin ( 28 September 1858 – 24 Agustus 1923 ) adalah
seorang praktisi pendidikan Amerika dan penulis cerita anak. Ia lahir di
Philadelphia dan berdarah Welsh. Setelah lulus dari Abbot Academy pada tahun
1873, lima tahun kemudian, Kate mendirikan taman kanak-kanak gratis pertama di
San Fransisco.
Pada masa dewasa Kate, anak-anak dipandang sebagai buruh murah, dan Kate
membaktikan diri untuk kesejahteraan mereka. Seperti tokoh ceritanya, Rebecca,
ayah Kate meninggal dunia saat ia masih kecil. Sang ibu membawa kedua putrinya
ke Portland, Maine, dan menikah lagi dengan Albion Bradbury. Karena sakit
paru-paru yang diderita ayah tirinya, maka keluarga tersebut pindah ke Santa
Barbara pada tahun 1873 untuk perawatan lebih lanjur. Tiga tahun kemudian, Albion
meninggal dunia.
Berbekal pendidikan yang lebih dari cukup pada masa itu, Kate mendirikan
sekolah pelatihan guru. Namun sesuai tradisi, setelah menikah dengan Bradley
Wiggin, ia harus berhenti dari pekerjaannya sebagai guru. Dedikasi pada
pendidikan, mendorong Kate untuk mengumpulkan dana dari tulisan-tulisannya. Dua
di antaranya adalah The Story of Patsy dan The Birds’ Christmas Carol, yang
meraih sukses besar.
Meskipun sangat menyukai anak-anak, ironisnya Kate tidak memiliki
keturunan satu pun. Hal ini yang menambah rasa dukanya kala sang suami wafat.
Beberapa tahun kemudian, Kate menikah lagi dengan seorang pengusaha bernama
George Christopher Riggs, yang sangat mendukung karirnya di bidang
tulis-menulis. Pada tahun 1903. Rebecca From Sunnybrook Farm terbit untuk pertama
kalinya. Kesuksesan kisah ini, disusul dengan dibuatnya adaptasi dalam bentuk
drama, dan hingga kini, berbagai adaptasi televisi maupun film layar lebar
serta drama musikal telah dibuat berdasarkan kisah klasik yang menyentuh para
penggemar dari segala usia.
Kate Wiggin meninggal pada usia 66 tahun karena radang paru-paru yang
cukup lama menjangkiti tubuhnya. Sesuai
permintaan terakhirnya, sang penulis
yang juga menulis lagu dan menggubah musik, jasadnya dikremasi dan abunya
disebarkan di Sungai Saco, Maine, Amerika.
Best Regards,
* Secret Garden *
No comments:
Post a Comment
Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.