Translate

Friday, January 25, 2013

Children Classic's Literature "LITTLE HOUSE ON THE PRAIRIE"



Books “RUMAH KECIL DI PADANG RUMPUT”
Judul Asli : LITTLE HOUSE ON THE PRAIRIE
[ book 2 of Little House Series ]
Text copyright © 1932 by Laura Ingalls Wilder
Copyright renewed © 1959 by Roger L. MacBride
Pictures copyright © 1953 by Garth Williams
Penerbit BPK Gunung Mulia
Alih Bahasa : Djokolelono
Cetakan ke-8 : 2000 ; 288 hlm
[ Review In Indonesia & English ]

Laura, Mary, Pa dan Ma serta si bayi Carrie, akhirnya pergi meninggalkan Rimba Besar. Menurut Pa, kehidupan tenang dan damai sudah tak ada di sana, terlalu banyak hunian baru, orang-orang yang membuka lahan serta membangun rumah, lalu lintas semakin ramai, sehingga hutan mulai gundul dan hewan-hewan liar menghilang, yang berimbas pada sulitnya berburu karena mereka menjadi langka. Maka suatu hari, mereka selesai mengepak semua pelengkapan yang dibutuhkan dalam gerobak kereta, meninggalkan rumah kayu, perabot, ternak serta sanak keluarga yang masih tinggal di Rimba Besar. Mereka bersiap-siap mencari lahan baru yang lebih luas, subur dan memadai, dengan sumber alam tak terbatas. 

Perjalanan panjang yang mereka jalani semula menyenangkan bagi anak-anak, namun tak berapa lama, kelelahan serta rasa jenuh mulai melanda. Apalagi ketika mereka mulai memasuki padang rumput yang sanagt luas, tiada satu pun tanda-tanda kehidupan makhluk hidup lain di sekeliling mereka. Hanya kesunyian yang mencekam, dan pada malam hari, di tengah kegelapan dan cahaya api unggun, terdengar suara-suara serigala liar melolong menakutkan. Meski demikian, Laura merasa aman dengan adanya Pa yang berjaga membawa senjata dan tentunya ada Jack – anjing buldog kesayangan Laura yang selalu setia menjaga keselamatan keluarga mereka.

[ source ]
Dan ketika akhirnya Pa menemukan ‘tanah’ yang cocok bagi kediaman baru mereka, maka dimulailah petualangan baru serta berbagai pekerjaan yang harus dilakukan. Mulai membongkar sebagian isi gerobak, mencari sumber air, Mary dan Laura bergantian membantu semua pekerjaan ‘rumah-tangga’ meski mereka belum memiliki rumah, karena Ma tidak pernah menyukai anak yang malas. Sementara Pa mempersiapkan balok-balok kayu bagi rumah mereka nantinya, sekaligus berburu hewan-hewan liar bagi makanan mereka sehari-hari. Berbagai hal menarik sekaligus menegangkan terjadi karena ternyata mereka memilih lahan yang sangat subur, tetapi ternyata merupakan jalur lalu lintas kaum Indian. Maka tak mengherankan jika beberapa kali mereka ‘berjumpa’ dengan orang-orang Indian yang berbahasa ‘aneh’ serta tak mengenakan pakaian apapun kecuali potongan kulit hewan yang berbau busuk di bagian bawah tubuh mereka. 

Jika dalam buku pertama, kehidupan nyaman dan tenang serta penuh keceriaan mewarnai kisahnya, maka buku kedua ini mampu menggambarkan betapa berat perjuangan keluarga Ingalls dalam membuka lahan baru sebagai kediaman mereka. Mulai dari membuat rumah dari balok-balok kayu yang sangat besar dan berat, hanya mereka berdua Pa dan Ma yang melakukan, hingga suatu kali terjadi kecelakaan mengerikan, salah satu balok terjatuh dan menimpa Ma ... setelah itu Pa berkeliling dan akhirnya menemukan tetangga terdekat (yang letaknya cukup jauh) bernama Mr. Edward – bujangan yang bersedia saling membantu pembuatan rumah mereka. Belum lagi saat mereka mulai membuka lahan pertanian, mencangkul, menggarap, menanam bibit serta merawatnya. Dan percayakah Anda jika mulai dari rumah, perapian hingga perabot dan hiasan semua dibuat dengan tangan (secara manual). Sungguh menakjubkan bagaimana daya kreasi kehidupan jaman dahulu sebelum ada listrik ataupun alat bantu modern. 

[ source ]
My Random Though :
This second books are one of my favorite, ‘cause its describe on how the Ingalls family had to begin a new start, new life in the wild lands. Without any body else, except their family, tehy had to build a house from logs (it’s heavy and big, and there’s no vehicles nor electricity at that time), one by one, from fondation, to walls until the roof, then the floor. Then still had to makes the door, fire place (from big-heavy stone at the river). Then makes place for their horses. Then digging to makes a well. They also had to start working on the land, with all the seeds begin to plant. They had to considere the strange weather that not quite as the same as they’re home in Wincounsin. Don’t forget about the Indian who frequently appears in their home. Some of them didn’t distrub this family, but some of them had bad-intentions, like stealing from this family, even there’s a war ‘cause there few of those Indian want to kill all the white people from their land.

But what touches me the most is how through this stories, the value of life, relation between human being, strangers to each others just on the same strange and wild  land, when difficulty reach the limit, helps came without asking like sending by God’s will. Specially when this family had illness that really makes them almost die (it’s malarian, it’s fatal illness, many people die from children until adult), there’s stranger coming, taking good care of them until recover. Or when Christmas is near, the fload from the river makes their connections to the neareast neighbourhood are closed, there’s ‘secret santa’ coming across the floading river just to gets present for little children of Ingalls family. Reading this book, teach us a lesson, about good moral, attitude and appreciated the most important value in life.

[ source ]
[ more about this author and related works, check on here : Laura Ingalls Wilder | Little House Books ]


“Little House On The Prairie” also include as my reading project on :
4th book in 2013 TBR PILE



Best Regards,
* Secret Garden *
 

1 comment:

  1. Hwaaahhh.... Waktu kecil pernah baca serial ini dan baca review ini jadi pengen baca lagi, hiks, hiks...

    Kayany hidup di peternakan itu menyenangkan ya ;)

    Oia, saya Dhieta, salam kenal yah^^

    ReplyDelete

Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.