Translate

Monday, January 21, 2013

Children Classic's Lit "SWISS FAMILY ROBINSON"




Judul Asli : SWISS FAMILY ROBINSON
Copyright © Johann David Wyss
Penerbit Bentang
Alih Bahasa : Tisa Anggriani
Editor : Nunung Wiyati
Ilustrasi Isi : Bara Umar Birru
Cetakan I : Oktober 2011 ; 538 hlm
[ Review in Indonesia & English ]

Apa yang terjadi jika Anda berada di tengah lautan bebas, berada di atas kapal yang terombang-ambing dalam badai dahsyat, hingga akhirnya kekuatan alam menang, menghancurkan serta membanjiri kapal tersebut, menyapu habis isinya – makhluk hidup maupun benda mati. Dan hanya segelintir yang selamat ...

Pembukaan kisah yang mengerikan, apalagi diriku agak ‘fobia’ dengan bayangan berada di tengah lautan badai serta terancam tenggelam, membuatku bergidik seram (apalagi membacanya saat malam hari, tambah dag-dig-dug ... jadi jangan ditiru jika penakut ya). Tiada yang selamat, hanya satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu serta  4 orang anak lak-laki yang ‘secara kebetulan’ justru tertinggal di kabin kapal saat semua awak kapal melarikan diri dengan sekoci  penyelamat, atau tenggelam tersapu ombak yang ganas. 

Ketika akhirnya badai reda, dengan kondisi kapal yang rusak parah, tak mungkin digunakan berlayar, maka alternatifnya adalah mencari daratan untuk mengungsi. Syukurlah kapal besar itu karam di kumpulan karang-karang, dekat wilayah daratan tropis yang tampak asing bagi keluarga ini. Sang ayah segera mengkoordinasi istrinya Elizabeth, dan putra-putranya, Fritz, Ernest, Jack dan si bungsu Franz untuk membuat rakit darurat, membawa serta barang-barang yang dibutuhkan untuk mendarat di kepulauan terdekat. 

Perjuangan serta petualangan mereka, mulai menemukan hewan-hewan serta ternak yang selamat dari kapal, kemudian membawanya ke daratan, mencari makanan serta sumber air, membangun tempat peristirahatan sementara, serta ekspedisi untuk mengeksplorasi kepulauan itu, membuat kisah ini sangat menarik dan penuh berbagai kejutan untuk disimak. Bagaimana mereka belajar membuat masakan dengan bahan-bahan yang ditemukan di sekitar kepulauan. Bagaimana menangkap hewan ataupun makhluk-makhluk yang bisa ditemukan di wilayah tersebut. 

Belajar mengenali berbagai jenis tumbuhan serta manfaat masing-masing. Bahkan membangun wilayah pemukiman berupa rumah di atas pohon, rumah di dalam gua yang terbentuk dari garam-garam yang mengkristal hingga membatu. Menanam dan membuat lahan perkebunan serta peternakan berbagai hewan peliharaan yang beraneka ragam. Menciptakan dan membuat berbagai alat bantu seperti persenjataan, pelana, sepatu, pakaian, topi, piring dan gelas, alat penggilingan, bahkan kaca jendela dari bahan-bahan yang bisa diolah dari sekeliling mereka. 

Kisah setebal hampir 600 halaman ini berisi jurnal serta kegiatan keluarga ini setiap hari, kejadian serta peristiwa apa saja yang mereka alami. Dengan semangat dan antusias tinggi, diriku hanyut dalam petualangan yang tiada hentinya. Namun menjelang separuh perjalanan, mau tidak mau berbagai pertanyaan muncul di benakku. Di manakah posisi sebenarnya kepulauan yang disebut sebagai ‘Swiss Baru’ karena sungguh ajaib kejadian yang mereka alami. 

Satu hari bisa bertemu dengan segerombolan monyet, kemudian gajah, singa, kemudian hari berikutnya bersua dengan paus yang terdampar, gerombolan anjing laut serta singa laut, hingga kawanan penguin (nah...nah...mulai bingung kan), ada pula landak raksasa, kura-kura raksasa yang memiliki tempurung yang sangat besar, ular boa yang mampu menelan keledai, buaya, bahkan berang-berang serta kangguru juga muncul. Belum lagi burung-burung flamingo, elang raksasa, dan burung unta, seperti kisah kapal Nabi Nuh, di sana sini bermunculan hewan-hewan yang bukan saja eksotis, juga langka, dan tentunya tidak mungkin bisa berada di satu wilayah yang sama ... (sampai diriku menantikan apakah dinosaurus juga akan muncul di dalamnya hahaha).

Dalam eksplorasi kepulauan yang digambarakan sangat-sangat luas, ada bagian yang berhubungan langsung dengan lautan (tempat mereka pertama kali mendarat), kemudian hutan rimba, rawa-rawa, gunung serta perbukitan hingga padang pasir yang luas dan sangat kering (bayangkan  dalam peta ada kepulauan dengan beraneka ragam kondisi). Berulang kali timbul indikasi bahwa mereka berada di wilayah tropis, tetapi terkadang penulis entah lupa atau sengaja membuat kondisi yang sangat tidak mungkin terjadi di wilayah tropis. 

Penyebutan aneka vegetasi yang ditemukan, ada bambu, pohon kelapa, tanaman tebu (sugar cane), ubi, pisang, nanas, pohon karet, hingga padi, dengan istilah pengulangan beberapa kali namun dengan deskripsi yang berbeda-beda (dan seringkali tidak tepat), membuatku berpikir penulis tidak melakukan penelitian menyeluruh yang menjamin keakuratan hal-hal ini. Mungkin pada tahun-tahun awal rilis, tidak banyak yang diketahui oleh khalayak umum, tetapi jika dibaca pada saat ini, sungguh sangat aneh dan agak mengganggu, seperti menangkap burung unta yang terbang dengan seekor elang (pertama burung unta tidak bisa terbang, kedua, bagaimana seekor elang bisa menangkap dan mengalahkan burung unta yang tingginya mencapai 2,5 meter ?)

Terlepas dari fakta-fakta yang bisa diragukan ke-akuratannya, kisah ini menyajikan pembelajaran tersendiri, sesuatu yang memang hendak disampaikan oleh sang penulis. Peran sang ayah yang menjadi tokoh utama merupakan sosok pencerminan pemikiran sang penulis akan harapan serta cita-cita yang ia inginkan bagi ke-4 putranya (ya benar, beliau pada kenyataannya memiliki 4 putra). Sembari melatih ketangkasan, kecerdasan, ketrampilan, beliau mendorong anak-anak muda ini untuk berani menghadapi tantangan, melakukan eksplorasi, mengeluarkan inisiatif serta pendapat, menghargai pendapat orang lain serta tetap menaruh hormat terhadap sesama makhluk hidup, tetap berpegang teguh pada keyakinan hidup sebagai umat Kristiani dalam kondisi terberat (mereka tetap merayakan hari Minggu sebagai hari Sabat dengan berkumpul dan mengulas ajaran Alkitab).

My Random Though :
This book was far beyond a perfect-stories, even the authors tries to build an imaginary world where everything fascinating in the earth, had come to one place : the New Switzerland (which based on research, the location was near East Indies en route to Port Jackson, Australia). Are these book suitable for young children ? I think it’s gonna teach every young souls to live a life with full hope, braveness, courage, and respect to others, take responsibility to daily life, and always thankfull on His Blessing & Love. But I also recommended to parents to be with their children on this reading, it’s a parental guidance not to mixed bravery with killing animal (yes, a lot of ‘killing-hunting-torturing’ in these scene, sometimes I feel a little bit barbaric), especially when they killing instinct and rare animals, again and again, even for survival reason. 

And if you already read or watch the new version of Walt Disney’s adaptation, this stories had different issue also different ending ... this version I read more closely like family drama with a little bit adventurous-act, rather than full adventures with pirate and war of surviving like Disney’s adaptation.  One good thing you’ll get on this, you will be full with imagination on how to tame a giant Boa Snake, riding Ostrich even Buffalo, have a Flaminggo, Wolf and an Eagle as a pet, just don’t ask the spesific detail or the real facts. Don’t even surprise with the ending, ‘cause the authors meant to us (the readers) as well the inherited to his children – to choose their own path of life, explore a new world ahead. 

Tentang Penulis :
Johann David Wyss (28 Mei 1743 – 11 Januari 1818), terkenal lewat kisah ‘Swiss Family Robinson’(Der Schweizerische Robinson, dalam versi asli Jerman), terinspirasi dari kisah ‘Robinson Crusoe’ karya Daniel Defoe, namun beliau ingin menyajikan dalam bentuk bingkisan tanda cinta seorang ayah kepada istri serta anak-anaknya, mengajarkan tentang makna kehidupan yang berharga. Sebagai seorang ayah dan pejabat pastor Swiss, beliau menginginkan sebuah kisah yang mampu mengajarkan arti sebuah keluarga, peran seorang ayah sekaligus suami, memperhatikan dan mengolah lingkungan serta kekayaan alam yang tiada duanya, serta menjalankan keyakinan hidup pada pedoman Kristiani pada ke-4 putranya. 

Kisah ini pertama kali rilis pada tahun 1812 hasil editan putranya Johann Rudolf Wyss dan disertai ilustrasi Johann Emmanuel Wyss. Kisah ini telah mengalami berbagai edisi terjemahan serta editan, yang menambah bahkan mengurangi beberapa bagian kisah awal, namun tetap menarik karena  naskahnya mengalami cetak-ulang berkali-kali dan merupakan salah satu buku terpopuler di dunia. Walt Disneys Production bahkan telah melakukan adaptasi film (1960) serta bukunya, yang mendampuk kesuksesan yang diterima khalayak ramai. 

Kisah kelanjutan petualangan keluarga ini pun rilis dengan judul Second Fatherland (Seconde Patrie, 1900) karya Jules Verne, yang terbagi dalam dua bagian, pertama berjudul Their Island Home dan kedua Castaways of the Flag. Kisah ini meneruskan perjalanan eksplorasi setelah keluarga Robinson berpisah di akhir kisah Swiss Family Robinson. 

[ more about this authors or related works, just check on Johann David Wyss The Swiss Family Robinson
 
Best Regards, 
* Secret Garden *
 

No comments:

Post a Comment

Thank You for visiting my blog & leave your comment in here (^o^) ... if you leave a backlink to your blog, I'll make sure to visit you back later on.